Minggu, 29 Maret 2020

Cerita Rakyat

MAKALAH
CERITA RAKYAT











Nama :
Muhammad Zidny Ilman Haraky
NPM :
14519502

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia tumbuh berbagai cerita rakyat daerah dengan corak dan budaya yang berbeda beda. Cerita rakyat itu ada yang berupa cerita binatang (fabel), asal usul suatu tempat (legenda), dan cerita tentang makhluk halus (mite).
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu daerah dan dianggap sebagai karya kolektif (milik bersama) masyarakat daerah itu. Pasti kita perna mendengar cerita Malin Kundang, Si Pahit Lidah, Roro Jonggrang, Jaka Tarub, semua cerita itu termasuk dalam cerita rakyat.
Banyak manfaat yang kita akan dapatkan dengan mendengarkan cerita rakyat. Salah satunya, kita akan memperoleh pengalaman berharga dari cerita tersebut, melalui peristiwa-peristiwayang dialami tokoh-tokohnya. Di dalam cerita rakyat terkandung pesan moral yang berguna bagi pembacanya. Pesan (amanat)dalam cerita kadang diungkapkan secara langsung, tetapi kadang diungkapkan secara tidak langsung melalui tingkah laku tokoh-tokohnya.
B. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan pengertian cerita rakyat.
2. Menjelaskan unsur-unsur apa saja yang terdapat di cerita rakyat.
C. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari cerita rakyat ?
2. Unsur apa saja yang terdapat dalam cerita rakyat ?











BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng. Ciri-ciri cerita rakyat, yaitu :
1. Cerita rakyat disampaikan secara lisan
2. Disampaikan secara turun-temurun
3. Tidak diketahiu siapa pertama kali membuatnya
4. Kaya nilai-nilai luhur
5. Bersifat tradisional
6. Memiliki banyak versi dan variasi
7. Mempunyai bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.
B. Unsur-Unsur Cerita Rakyat
Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur pembangun/unsur sastra, begitu pula dengan cerita rakyat. Unsur sastra dalam cerita rakyat adalah sebagai berikut :
1. Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat, yaitu :
a. Tema
Adalah pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang; pokok pikiran pengarang; ide pokok permasalahan.
b. Alur
Adalah jalannya cerita; rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dengan dasar hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur ada tiga macam, yaitu :
 Alur maju
Merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya.
 Alur mundur
Merupakan peristiwa yang diceritakan kembali.
 Alur gabungan/ zik-zak
Merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.

C. Latar
Keterangan tentang tempat, waktu dan suasana; tempat/waktu terjadinya peristiwa. Latar ada tiga macam, yaitu :
 Latar tempat
Lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
 Latar waktu
Waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi.
 Latar suasana
Salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamman dengan jalannya cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu.
D. Tokoh dan Penokohan
Penokohan dalah lukisan watak pelaku; cara pengarang menggambarkan watak tokoh. Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan pekonokohan menunjukkan pada sikap kualitas pribadi tokoh.
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan atas dua, yaitu :
1. Protagonist adalah tokoh yang berfungsi memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonist.
2. Antagonis adalah tokoh yang berfungsi menimbulkan konflik dan berposisi dengan tokoh protagonist.
E. Sudut Pandang
Kedudukan pengarang dalam cerita; cara pandang pengarang. Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda. Ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama (aku atau saya); ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang kedua (kamu atau kau); dan ada juga yang menggunakan sudut pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).
F.  Amanat
Adalah amanat yang disampaikan pengarang.

2. Unsur Ekstrinsik
Adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan bentuk dan isi suatu karya/cerita. Unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.
Contoh :
ASAL USUL NAMA SURABAYA

Pada zaman dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu yang dikenal dengan nama Ikan Sura dan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuatnya, sama-sama tangkasnya, sama-sama cerdiknya, sama-sama ganasnya, sama-sama rakusnya. Selama mereka berkelahi, belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Oleh karena itu, mereka kemudian jemu untuk terus berkelahi .
“Aku bosan terus-terusan berkelahi, Buaya,”
“Aku juga Sura.lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tang Buaya. Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghenti perkelahiannya dengan Buaya, memang telah memiliki satu cara.
“Untuk mancegah perkelaian di antara kita, sebaiknya kita membagidaerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batasan antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh airlaut  pada waktu pasang surut. Bagaiman, Buaya?”
“Baiklah aku terima usulmu yang bagus itu!” jawab Buaya.
Pembagian daerah kekuasaan itu ternyata memang telah membuat perkelahian antara Ikan Sura dan Buaya sudah tak terjadi lagi. Mereka menghormati daerah kekuasaannya masing-masing. Selama mereka mematuhi kesepakatan yang telah mereka buat bersama, keadaan aman dan damai.
Akan tetapi, pada suatu hari, Ikan Sura mencari mangsa di sungai. Hal itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar buaya tidak mengetahui. Akan teapi, Buaya memergoki perbuatan Ikan Sura itu. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Sura melanggar janjinya. Buaya segera menghampiri Ikan Sura yang sedang menikmati mangsanya di sebuah sungai.
“Hai, Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya. Ikan Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja.
“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungau ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa air? Nah ini, kan, ada airnya, jadi termasuk juga daerah kekuasaanku,” kata Ikan Sura.
“Apa? Sungai itu, kan, tempatnya di darat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaannku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa, aku, kan, tidak perna bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Sura.
“Kalau begitu kamu mau membohongiku lagi? Baiklah kita buktikan siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya. Mereka berdua terus cekcok, masing masing berusaha mengemukakan alasan-alasanny, masing-masing pun saling menolak dan saling ngotot mempertahankan kebenaran-kebenaran dari alasan-alasannya sendiri. Akhirnya mereka berkelahi lagi.
Pertarungan sengit antara Ikan Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini makin seru dan dahsyat. Mereka saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Kedua binatang raksasa itu tanpa istirahat terus bertarung mati-matian.
Dalam pertarungan sengit itu, Buaya mendapat gigitan Ika Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri. Akan tetapi, Buaya puas karena telah dapat mempertahankan daerahnya. Ikan Sura telah kembali lagi ke lautan.
Peristiwa pertarungan antara ikan Sura dan Buaya itu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa itu. Lambang Ikan Sura dan Buaya bahkan dipakai sebagai lambang Kota Madya Surabaya.

Unsur-unsur yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut :
A. UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut, yaitu :
a. Tema
Temanya adalah pertarungan antara Ikan Sura (ikan hiu) dengan Buaya.
b. Alur
Alur yang dipakai dalam cerita itu adalah alur zik-zak.
c. Latar
 Latar tempat di lautan luas dan di sungai
 Latar waktu zaman dahulu
 Latar suasana menegangkan
d. Tokoh dan penokohan
 Ikan Sura egois, melanggar perjanjian dan membohongi Buaya
 Buaya egois
e. Sudut pandang
Sudut pandang yang dipakai dalam cerita ini adalah sudut pandang orang pertama (aku) dan sudut pandang orang kedua (kamu).
f. Amanat
Amanat yang dapat didapat dalam cerita itu adalaksh permusuhan tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, hendaklah menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
B. UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut adalah unsur moral, unsur budaya dan unsur sejarah.


DAFTAR PUSTAKA
http.//118.98.173.102/web2008/_sma/Indonesia/bindo8/pengertianunsurekstrinsik.php
Sulastri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Syamsuddin. 2007. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tatang, Atep. 2008. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tukan, paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: yudhistira.
www.scribd.com/doc/54052408/ceritarakyat.
http://www.g-vanstudent.com/2013/02/kata-pengantar-puji-syukur-kehadirat.html

Legenda Dan Mitos



MAKALAH
LEGENDA







Nama :
Muhammad Zidny Ilman
Kelas :
1PA09
NPM :
14519502



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kemajuan peradaban umat manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi modern, tradisi lisan sebagai kekuatan kultural merupakan sumber pembentukan peradaban dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini penting karena tradisi lisan bentuknya sangat kompleks tidak hanya mengandung cerita, mitos, legenda tetapi juga mengandung berbagai hal yang menyangkut kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya kearifan lokal (local wisdom), sistem nilai, pengetahuan tradisional (local knowledge), sejarah, hukum, adat, pengobatan, sistem kepercayaan dan religi, astrologi, dan berbagai hasil seni.
Dewasa ini, legenda atau cerita rakyat yang ada dilingkungan masyarakat tidak lain adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Sehingga menimbulkan suatu praduga atau keyakinan di masyarakat terhadap suatu perkara yang bila dilakukan akan menimbulkan suatu akibat.
Mitos adalah sebuah imajinasi dari manusia yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu yang berbau mistis.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan legenda?
Apa yang dimaksud degan mitos?

Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian legenda
Mengetahui pengertian mitos
BAB II
PEMBAHASAN

LEGENDA

Pengertian Legenda
Legenda merupakan sebuah prosa rakyat yang dianggap benar terjadi yang ceritanya dikaitkan dengan tokoh sejarah dan juga dibumbui dengan keajaiban, kesaktian serta keistimewaan tokohnya.

Ciri-ciri legenda
Dipercaya sebagai kejadian yang benar-benar terjadi
Sifatnya sekuler atau keduniawian
Sejarah kolektif yakni sejarah yang sering mengalami distorsi karena berbeda dari cerita aslinya.
Sifatnya berpindah-berpindah
Bersifat siklus, maksudnya adalah menceritakan tokoh pada zaman tertentu.

Jenis Legenda
Legenda keagamaan
Legenda keagamaan ini bercerita mengenai suatu kisah tentang agama tertentu.
Legenda Kegaiban
Legenda kegaiban ini bercerita mengenai suatu kepercayaan terhadap alam gaib.
Legenda Perseorangan
Legenda perseorangan adalah legenda yang bercerita tentang kisah tokoh tertentu


Legenda Lokal
Legenda lokal adalah legenda yang bercerita suatu kisah tentang peristiwa pada suatu tempang seperti gunung, bukit, danau dan lain-lain.

Contoh Legenda
Legenda Putri Pukes
Alkisah di dataran tanah gayo, terdapat seorang putri cantik jelita anak seorang raja yang bernama Putri Pukes. Putri cantik ini  menyukai seorang pangeran yang berasal dari kerajaan lain. Awalnya, kedua orang tua putri pukes tidak merestuinya, disebabkan asal pangeran ini yang bertempat tinggal jauh dari kediaman sang putri. Namun, berkat kegigihan si Putri Pukes dan sang pangeran, akhirnya orang tua Putri Pukes merestui hubungan keduanya hingga pada akhirnya mereka berdua dinikahkan oleh sang raja.

Setelah menikah, maka tibalah sang putri menyusul suaminya. Putri Pukes pun pamit untuk pergi kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke kerajaan suaminya. Tentunya kedua orang tua sang putri pun dihinngapi rasa sedih, namun mereka harus melepas anaknya itu pergi.

“Pergilah Nak, bersama para pengawal. Namun satu hal yang harus kau jaga, begitu melangkah kaki keluar dari kerajaan ini, jangan sekalipun kamu menoleh lagi kebelakang” pesan orang tuanya.

Putri Pukes pun berangkat bersama para pengawalnya. Di tengah jalan, ia selalu teringat akan orang tuanya dan sangat merindukan mereka, karena ia terlalu bersedih, tanpa sengaja ia menoleh ke belakang.

Tiba-tiba, datanglah petir menyambar dan hujan yang sangat lebat. Putri Pukes beserta rombongannya berteduh di dalam sebuah gua. Di dalam gua, Putri Pukes berdiri di sudut gua untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. Perlahan sang putri merasa tubuhnya mengeras. Putri Pukes sangat terkejut dan menangis. Ternyata tubuhnya menjadi batu. Ia pun menyesal karena tidak mengindahkan pesan orangtuanya. Seharusnya, ia tidak menoleh kebelakang selama perjalanan sebagaimana yang telah dipesankan oleh orangtuanya.

Setelah merasa cukup lama beristirahat dan hujan mulai reda, mereka berniat melanjutkan perjalanan. Para pengawalnya pun memanggil sang putri. Tuan Putri ! Hujan telah reda, mari kita melanjutkan perjalanan! Panggil para pengawalnya. Berkali-kali mereka memanggil, tetapi tetap terdengar jawaban.

Para pengawal sang putri pun pergi menghampiri tempat Putri Pukes berdiri. Mereka terus memanggil, tetapi sang putri diam saja. Saat melihat dengan jelas, para pengawal sangat terkejut karena tubuh putri pukes telah mengeras dan menjadi batu.

Sampai sekarang, batu Putri Pukes masih bisa dilihat. Bentuknya membesar di bagian bawah, tetapi bentuk sanggul dan kepala sang putri masih dapat dikenali. Menurut kepercayaan penduduk setempat, batu tersebut membesar dibawah karena Putri Pukes terus menangis yang menyebabkan air matanya menumpuk di bawah.

MITOS

Pengertian Mitos
Mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diuangkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam.


Ciri-ciri Mitos
Distorsif
Yaitu hubungan antara form dan concept yang berbentuk penyimpangan dan perubahan.
Intensional
Mitos senagaja diciptakan, dikontruksikan oleh budaya masyarakatnya dengan maksud tertentu
Statement of fact
Mitos menaturalisasikan pesan kita menerimanya sebagai suatu kebenaran yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Sesuatu yang terletak secara lami dalam nalar awam.
Motivasional
Bentuk mitos mengandung motivasi. Mitos diciptakan dengan melakukan seleksi terhadap berbagai kemungkinan konsep yang akan digunakan berdasarkan sistem semioting tingkat pertamanya.

Jenis-jenis mitos
Berdasarkan tempat asalnya, mitos dibedakan menjadi dua macam yaitu mitos asli Indonesia dan mitos yang berasal dari luar Indonesia. Selain itu mitos dikelompokkan menjadi mitos penciptaan dan mitos asal-usul. Mitos penciptaan, yaitu mitos yang mengandung peristiwa terciptanya. Sedangkan mitos asal-usul, yaitu mitos yang mengandung peristiwa yang menciptakan proses terbentuknya sesuatu.

Fungsi Mitos
Untuk mengembangkan simbol yang penuh makna serta menjelaskan fenomena lingkungan yang dihadapi.
Sebagai sarana pendidikan yang paling efektif untuk mengukuhkan dan menanamkan nilai budaya, norma sosial dan keyakinan tertentu.
Sebagai pegangan bagi masyarakat pendukungnya untuk membina kesetiakawanan sosial diantara anggotanya bisa saling membedakan antara komunitas yang satu dengan yang lainnya.
Untuk menanamkan dan mengukuhkan nilai budaya, pemikiran maupun pengetahuan tertentu.
Untuk merangsang perkembangan kreativitas dalam berpikir.

Contoh Mitos
Burong Tujoh
Istilah burong tujoh berasal dari kata “burong” yang bermakna kuntilanak secara umum, biasanya sebutan burong ini disandarkan kepada jenis hantu yang suka tertawa dan menangis sendirian di kegalapan malam, kadang juga dilebelkan kepada hantu perempuan penunggu jalan yang suka meminta menumpang kepada mereka yang membawa kendaraan sendirian. Termasuk juga jin yang suka mengganggu anak-anak, jin hutan, hantu penunggu rumah dan kuburan, namun ada juga istilah-istilah lain seperti “Beuno” yakni hantu yang suka menindih orang yang tidur, “Maop” sebutan untuk jin tinggi besar yang suka menculik anak-anak kecil, “Geunteut” atau Genderuwo, “Baluem Bilie” atau hantu penunggu sungai yang suka menenggelamkan orang lain, ada juga sebutan “Burong Punjot” atau hantu pocong dan masih banyak lainnya, namun istilah Burong Tujoh sendiri memiliki makna yang berbeda dari hantu kebanyakan.
Istilah Burong Tujoh adalah sebutan kepada jin atau hantu yang dikirimkan oleh seorang dukun untuk menyerang seseorang. Dan kata "Tujoh" yang berarti tujuh belum diketahui maksudnya secara pasti, ada pendapat yang mengatakan bahwa sebutan Tujoh dimaknakan pada jumlah yang banyak, memang dalam banyak kasus biasanya dukun yang mengirim "kiriman" biasanya akan mengirim lebih dari satu, jika salah satu kirimannya telah kalah maka sang dukun akan mengirimkan jin lainnya. Ada juga yang mengatakan bahwa jin tersebut berjumlah tujuh orang, mungkin inilah alasan paling umumkenapa ada penambahan tujuh dalam istilah tersebut.
Pendapat lainnya mengatakan istilah Tujoh berasal dari proses mistik yang dijalani si pemilik Burong Tujoh itu sendiri, dimana dikabarkan orang yang ingin menguasai Burong Tujoh ini harus menggali tujuh buah kuburan.

Pemanggilan Burong Tujoh dan sihir
Diceritakan dari mulut ke mulut oleh para orang-orang tua di Aceh bahwa sebenarnya Burong Tujoh ini adalah kumpulan jin yang ditaklukkan, mereka diperintah atau dipaksa oleh sang dukun untuk melakukan pekerjaan yang diinginkan oleh dukun tersebut dalam keadaan mau atau tidak mau. Mengapa manusia bisa memaksa sesuatu yang gaib?
Ini semua terkait kepada proses pemujaan terhadap setan atau raja jin di suatu tempat, dimana seseorang yang ingin menguasai Burong Tujoh ini ini biasanya akan mencuri air pemandian jenazah, menggali kuburan yang masih segar untuk mengambil beberapa bagianatau organ tubuh mayit, yang kesemuanya itu dilakukan sebagai persembahan hadiah kepadasetan atau jin jahat penguasa suatu wilayah, persembahan itu diberikan dalam rangka menyenangkan hati setan atau raja jin tersebut sebelum akhirnya meminta kepada setan itu sekelompok anak buahnya untuk membantu apa saja kepentingan si pemujanya. Dan jika setan itu setuju maka setan akan memerintahkan bawahannya (dalam beberapa kasus disebut tahanan atau jajahannya) untuk melayani si pemuja itu, yang apabila mereka tidak mau mengerjakannya maka mereka akan disiksa oleh rajanya tersebut. Dan inilah sebab kenapa jin Burong Tujoh dikatakan adalah sekelompok jin yang dipaksa bekerja untuk seorang dukun oleh raja jin.
Namun sepertinya apa yang dikabarkan tentang Burong Tujoh tersebut benar adanya, sebab banyak dalam suatu prosesi Ruqyah (Exorcisme), dimana ada banyak jin yang merasuki tubuh seseorang yang berkata bahwa mereka tidak ingin melakukan kejahatan ini, namun tubuh mereka terikat dan mereka harus menyelesaikan misinya atau akan disiksa dengan cara dipanggang di atas api. Ada juga jin yang memohon kepada peruqyah agar lebih baik dibunuh saja ketimbang gagal dan harus kembali dimana mereka akan dicambuk dan disiksa dengan sangat kejam oleh rajanya.
Mereka dipaksa untuk membuat sakit seseorang atau membuat gila bahkan membunuh bukanlah kehendak mereka sendiri melainkan keinginan sang dukun, tubuh mereka dirantai dan tidak bisa melarikan diri, bahkan dalam beberapa kasus keluarga mereka ditawan agar mereka tidak bisa melawan. Namun ada juga beberapa jin Burong Tujoh itu yang memang senang melakukan pekerjaan jahatnya tanpa mesti dipaksa.
Diceritakan juga bahwa mereka yang memiliki sihir Burong Tujoh ini biasanya akan nampak dari kehidupannya sehari-hari dimana mereka tidak pernah terlihat mandi, ataupun jika mereka mandi biasanya dengan air kotor atau air comberan, mereka tidak beribadah, tidak mengunjungi orang yang meninggal dunia dan tidak mendekati mesjid, ciri-ciri lainnya adalah mereka tidak pernah bersuci setelah buang air kecil atau air besar.
Intinya mereka menghindarisemua tuntunan dalam agama, nah para pemilik sihir burong Tujoh ini juga bervariasi kekuatannya tergantung seberapa kuat raja iblis yang dipujanya, beberapa diantaranya bisa kebal bacok atau tahan peluru hingga ada yang mampu menyantet orang sekampung. Sihir yang disebabkan oleh Burong Tujoh ini bervariasi pula, mulai dari yang paling kecil seperti mengirim sakit gatal, hingga membuat orang lain menjadi benci seperti memisahkan suami istri, membuat orang tidak bisa menikah seumur hidup, membuat usaha seseorang menjadi bangkrut, membuat gila hingga bisa membunuh orang lain bahkan secara masal.
Dikabarkan juga biasanya mereka yang memiliki ilmu Burong Tujoh ini maka saat meninggalnya akan terjadi banyak keanehan, seperti sulitnya sakaratul maut walau tubuhnya sudah mulai membusuk, biasanya harus dicambuk terlebih dahulu oleh daun kelor (Oen Murong, bahasa Aceh) dan membuka atap rumah dimana ia berbaring supaya memudahkan ia untuk meninggal, bahkan setelah meninggalpun biasanya bumi akan menolak jenazahnya.

Budaya Menjaga Kuburan
Nah dikarenakan horor yang disebar oleh Burong Tujoh ini, maka tak jarang di Aceh kita akan banyak melihat dimana terkadang kuburan sanak saudara dan keluarga dikuburkan didekat rumah, hal ini dipandang sebagai upaya untuk menjaga dan menghindari digalinya kuburan oleh orang yang sedang menuntut ilmu setan Burong Tujoh ini. Dan jika tidak dikuburkan didekat rumah maka biasanya ahli waris dari almarhum akan menjaga kuburannya sejak malam pertama dikuburkan selama beberapa malam, mulai dari 7 malam ada juga yang sampai 40 malam dengan alasan yang sama.
Dikabarkan bayi yang meninggal adalah target favorit bagi mereka yang sedang menuntut ilmu Burong Tujoh ini, konon katanya organ tubuh bayi memiliki kekuatan sempurna bagi ilmu setan ketimbang yang berasal dari organ tubuh mayat biasa.




















BAB III
KESIMPULAN

Legenda merupakan sebuah prosa rakyat yang dianggap benar terjadi yang ceritanya dikaitkan dengan tokoh sejarah dan juga dibumbui dengan keajaiban, kesaktian serta keistimewaan tokohnya.
Adapun ciri-ciri legenda yaitu : dipercaya sebagai kejadian yang benar-benar terjadi, sifatnya sekuler, sejarah kolektif sifatnya berpindah-berpindah. Sedangkan jenis-jenis legenda antara lain : legenda keagamaan, legenda kegaiban, legenda perseorangan, legenda lokal. Contoh legenda Putri Pukes.
Mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Ciri-ciri mitos distorsif, intensional, statement of fact, motivasional. Jenis-jenis mitos yaitu mitos penciptaan dan mitos asal-usul. Adapun fungsi mitos antara lain :
Untuk mengembangkan simbol yang penuh makna serta menjelaskan fenomena lingkungan yang dihadapi.
Sebagai sarana pendidikan yang paling efektif untuk mengukuhkan dan menanamkan nilai budaya, norma sosial dan keyakinan tertentu.
Sebagai pegangan bagi masyarakat pendukungnya untuk membina kesetiakawanan sosial diantara anggotanya bisa saling membedakan antara komunitas yang satu dengan yang lainnya.
Untuk menanamkan dan mengukuhkan nilai budaya, pemikiran maupun pengetahuan tertentu.
Untuk merangsang perkembangan kreativitas dalam berpikir.



DAFTAR PUSTAKA

https://www.pelajaran.co.id/2018/02/pengertian-ciri-ciri-jenis-fungsi-dan-contoh-mitos.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/05/pengertian-legenda-ciri-ciri-jenis-contoh.html
https://histori.id/legenda-putri-pukes-dan-danau-laut-tawar
https://m.kumparan.com/amp/dukun-millenial/legenda-burong-tujoh










Rabu, 05 Februari 2020


MAKALAH
AUTOBIOGRAFI DAN MASALAH SARA

Disusun Oleh :
Muhammad Zidny Ilman Haraky
Kelas :
1 PA 09





Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2019
Jejak Hidupku

                Perkenalkan nama saya Muhammad Zidny Ilman Haraky, panggil saja Ilman atau Zidny. Saya dari dua bersodara dan bedanya tidak jauh dari saya umur dia hanya beda satu tahun saja. Saya lahir pada tanggal 01 bulan Mei tahun 2001 di Bogor. Saya dulu pernah bersekolah di TK Miftahussalam, SDIT Kaifa, SMPIT Insantama, dan SMAIT Insantama.
            Saya orangnya tuh suka berimajinasi dan bermimpi dulu aku pernah berimajinasi terbang dari Indonesia ke salah satu benua yakni, benua Australia. Dan semenjak saat itu aku memutuskan untuk bermimpi menginjakkan kaki di benua tersebut.
Saya pernah berfikir apakah saya bisa mencapai mimpi saya tersebut? Lalu, aku tak sengaja saat membaca buku tentang motivasi di sana tertulis “Jika anda bermimpi lalu taka da usaha sama saja mimpi anda hanya ilusi, namun jika anda bermimpi lalu usaha maka mimpi anda akan menjadi realita.”
Alhamdulillah atas izin-Nya saya bisa menginjakkan kaki di negara New Zealand pada bulan November 2018. Yaa tidak nyangka saja seorang anak yang hanya memiliki imajinasi dan mimpi bisa terbang dari Indonesia ke negera tersebut. Tetapi, perjalanan menuju kesana tak hanya bermodal mimpi, imajinasi, dan usaha saja melainkan ada proses yang harus di jalani seperti saya harus mencari dana sendiri ke perusahaan, presentasi di depan mereka, dan saya harus bisa berjualan untuk mencapai mimpi saya tersebut karena pada waktu itu saya harus mencari dana sekitar 1,2 M dan dibagi 115 orang yaa lebih kurang 15 juta per orang dan itu harus di dapat selama 3 bulan saja. Alhamdulillah semua kerja keras dan keringat saya itu di bayar lunas dengan cara saya menginjakkan kaki saya di negara tersebut.
               











DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
BAB II ISI
2.1  Penyebab Masalah Sara
2.2  Dampak Masalah Sara
2.3  Alternatif Penanggulangan Masalah Sara
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
SARA adalah akronim dari Suku Ras Agama dan Antar golongan. SARA adalah pandangan ataupun tindakan yang didasari dengan pikiran sentimen mengenai identitas diri yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Yang digolongkan sebagai sebuah tindakan SARA adalah segala macam bentuk tindakan baik itu verbal maupun nonverbal yang didasarkan pada pandangan sentimen tentang identitas diri atau golongan.
1.2 Tujuan Penulisan
·         Memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar
·         Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca untuk mempelajari masalah SARA mulai dari penyebab, dampak hingga alternatif penanggulangan.


BAB II
ISI
2.1   Penyebab Masalah Sara
Konflik sara menjadi sebuah senjata jitu untuk memecah belah paham dan keyakinan yang selama ini diyakini. Tindakan sara merupakan sebuah upaya untuk melecehkan satu keyakinan lain yang berbeda dengan keyakinan yang dianut. Hal tersebut merupakan upaya untuk mengklaim bahwa kepercayaan yang dianut merupakan kepercayaan yang paling benar. Isu sara menjadi senjata utama untuk dapat menciptakan konflik horizontal antar umat beragama. Sudah banyak konflik yang timbul akibat dari isu isu sara yang beredar dimasyarakat.
1. Pemahaman  Sempit Para Penganut Paham yang Menganggap Paham yang Dianut Paling Benar
Penyebab konflik sara yang pertama adalah karena adanya pandangan bahwa kepercayaan yang di anut merupakan yang paling benar. Padahal paham yang demikian merupakan paham yang harus dihindari. Memiliki paham yang demikian akan memunculkan pemikiran yang berbahaya. Dengan menganggap keyakinan yang dianut yang paling benar dan keyakinan lain salah hal ini dapat menyebabkan dominasi dari penganut kepercayaan tententu. Dominasi ini dapat memicu timbulnya diskriminasi pada kelompok penganut kepercayaan minoritas seperti latar belakang konflik kamboja . Bahwa setiap keyakinan yang dipilih bukan didasarkan atas mana yang benar dan salah. Namum keyakinan yang dipilih adalah sesuatu yang diyakini mampu merubah arah kehidupan menjadi lebih baik.
2. Kurangnya Pemahaman Atas Kebebasan Dalam Bergama dan Beribadah
Kebebasan dalam beragama dan beribadah merupakan hak yang melekat sebagai hak dasar manusia. Tidak ada satu pun pihak yang bisa memaksakan kehendak atas apa yang akan diyakini dan dipercaya sebagai agama yang akan dianut. Kurangnya pemahaman atas kebebasan tersebut membuat isu sara dapat berkembang menjadi konflik yang meluas. Kadangkala satu kelompok dengan keyakinan tertentu memaksa pihak lain untuk mengikuti mereka seperti latar belakang tragedi aleppo . 
3. Mengedepankan Paham Radikalisme 
Kelompok yang memaksakan kehendak mereka dan merendahkan agama lain merupakan kelompok yang selayaknya harus segera di adili. Tidak jarang mereka menggunakan jalan kekerasan agar tujuannya diakui dan diaetujui oleh mayoritas masyarakat. Dan yang paling aneh adalah ternyata banyak orang yang bergabung dengan ideologi primitif ini. Kelompok radikal banyak muncul di daerah dengan paham dan pandangan sempit akan perbedaan. Bahkan beberapa petinggi negara tergabung, dan mengikuti paham ini seperti penyebab konflik sosial paling umum. Biasanya kelompok radikal ini memiliki tujuan untuk mendirikan sebuah negara dengan paham yang mereka anut.
4. Perebutan Lahan Untuk Lokasi Tempat Ibadah
Tempat ibadah merupakan tempat yang digunakan oleh para penganut kepercayaan untuk melakukan peribadatan. Ibadah merupakan sebuah aktifitas untuk bisa lebih dekat dengan sang pencipta. Ibadah juga menjadi sarana untuk bisa memanjatkan doa. Tempat ibadah merupakan hal pokok yang harus dimiliki para penganut kepercayaan seperti juga pengendalian konflik sosial . Selain sebagai tempat beribadah tempat ini juga berfungsi untuk aktifitas keagamaan lainnya.
5. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Toleransi dan Keharmonisan 
Toleransi merupakan salah satu upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Apalagi menghadapi segala perbedaan yang ada tentu toleransi harus diutamakan. Jika toleransi tidak dipegang sepenuhnya maka dunia tidak akan mampu berjalan dengan harmonis. Kesadaran bahwa kita hidup dengan segala perbedaan tentu akan membuat kita lebih bijak menyiasati setiap perbedaan yang ada seperti dampak konflik agama . Dengan mengedepankan toleransi maka keamanan dan perdamaian dunia akan dapat terwujud.
6. Perbedaan Penafsiran Terhadap Isi Kitab Suci yang Diyakini
Setiap penganut agama pasti memiliki kitab suci sebagai pedoman hidup. Tentu saja isi setiap kitab suci umat beragama berbeda-beda. Sehingga ketika kita menafsirkan isi kitab suci tentu ada hal yang bisa jadi bersinggungan. Perbedaan penafsiran ini tentu bukan merupakan hal yang harus dibesar besarkan seperti latar belakang konflik suriah.

2.2 Dampak Masalah Sara
Ada sebab tentu saja ada akibat yang harus dinggung. Begitu juga dengan kondisi diatas, konflik sara akan menimbulkan dampak tidak hanya pada individu / kelompok yang berkonflik namun juga akan berdampak pada masyarakat sekitar, dan dampak secara tidak langsung juga akan dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahwa konflik sara masih sangat gampang untuk pecah. Akibat yang disebabkan oleh terjadinya sebuah konflik cenderung tidak peenah menguntungkan. Bahkan cenderung merugikan dan membahayakan. Berikut 7 dampak konflik sara yang akan terjadi.
1. Ketegangan Antara Individu atau Kelompok yang Berkonflik
Konflik sara bisanya diawali terjadi karena adanya perbedaan pendapat dan cara pandang antara lebih dari satu penganut  agama seperti latar belakang yugoslavia . Konflik dimulai dari individu kemudian berkembang ke kolompok yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak orang terseret didalamnya. Akibat awal yang akan terjadi dari timbulnya konflik ini adalah tentu ketegangan antara individu dan kelompok yang berkonflik. Jika tidak segera diredam maka ketegangan ini akan dapat menimbulkan konflik lain yang lebih besar lagi. Oleh karena itu, sebisa mungkin ketegangan ini harus segera di redam dan diselesaikan. 
2. Memicu Tindak Kekerasan
Setelah timbulnya ketegangan maka secara psikologis akan mempengaruhi  jiwa seseoramg dan dapat memicu timbulnya tindak kekerasan. Tindakan ini biasanya timbul dalam konflik antara dua kelompok yang memiliki pemikiran radikal. Mereka tidak segan segan menggunkan tindak kekerasan agar tujuannya mendapat pengakuan dan di benarkan. Padahal dari sini saja kita dapat melihat bahwa tindakan ini merupakan tindakan yang salah. Kondisi yang demikian tentu harus segera diatasi oleh para penegak hukum seperti pada tahap penyelesaian konflik yugoslavia , jika tidak maka tindakan ini dapat semakin meluas dan mengancam banyak jiwa.
3. Hilangnya Rasa Aman dalam Kehidupan Bermasyarakat
Sudah tentu bahwa jika terjadi tindak kekerasan maka akan memicu tindakan kerusuhan yang lain seperti juga penyebab perang pakistan dan india .  Dengan kondisi demikian maka masyarakat akan merasa ketakutan dan tidak aman. Keadaan ini bukan hanya berdampak pada kelompok yang berkonflik namun, juga masyarakat sipil di sekitar akan terkena dampaknya. Akibatnya banyak anak anak tidak akan dapat bermain dengan leluasa, tidak bisa sekolah karena takut akan adanya penyerangan. 
4. Jatuhnya Korban Jiwa dan Kerugian Harta Benda
Kondisi keamanan yang tidak stabil, kerusuhan dan kekerasan yang terjadi tentu saja menimbulkan korban yang berjatuhan. Entah itu korban luka, atau bahkan hingga meninggal tidak dapat dihindari seperti pada latar belakang konflik kamboja . Akibatnya konflik akan semakin memanas, karena banyaknya korban yang berjatuhan yang akan menyebabkan salah satu pihak tidak terima dan berusaha untuk membalas. Maka, tidak perlu menunggu lama agar perang pecah. Tidak hanya korban jiwa yang berjatuhan, harta benda juga akan tidak luput dampak konflik
5. Mengancam Keutuhan Persatuan dan Kesatuan Dalam Kehidupan Berbangsa
Dengan kondisi yang terjadi pada poin sebelumnya, maka kerukunan antar umat beragama akan hilang. Sehingga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bernegara akan runtuh. Dengan demikian maka tinggal menunggu waktu saja. Seberapa lama negara mampu bertahan menghadapi konflik internal yang terjadi seperti latar belakang tragedi allepo . Jika gagal menghadapi kondisi ini maka yang akan terjadi adalah negara tersebut akan hancur dan hanya menyisakan namanya dalam sejarah dunia. 
6. Menimbulkan Terpicunya Terjadi Konflik Lain
Sudah menjadi kodratnya, manusia akan merasakan nasib yang sama terutama kepada saudara mereka dengan keyakinan, suku dan ras yang sama. Kodrat inilah yang kemudian memunculkan rasa ingin membantu dan meringankan beban mereka yang berada di zona konflik. Sebenarnya hal ini merupakan hal yang positif dan patut mendapat apresiasi. Namun, di lain hal kondisi ini akan memicu pertentangan lain seperti contoh konflik antar ras . 
7. Kehancuran Sebuah Negara
Yugoslavia menjadi negara yang harus menyerah pada konflik sara yang timbul. Kini negara tersebut hanya menyisakan sejarahnya saja. Hal ini menjadi bukti bahwa jika pemerintah tidak segera bertindak dan melakukan pengendalian konflik sosial dan menganggap konflik sara sebagai konflik yang tidak serius. Maka tentu yang akan terjadi di Yugoslavia juga akan terjadi pada negara lain yang sedang di landa kecamuk konflik sara. Pemerintah harus berperan secara aktif dengan mengebuk pihak yang dapat memicu timbulnya konflik sara.
2.3 Alternatif Penanggulangan
Dari hasil penjabaran diatas penulis memberikan alternatif dalam menanggulangi SARA, di antara lain :
a. Memberikan penjelasan atas Kesatuan
b. Membangun rasa Kepedulian dengan seasama tanpa membedakan Suku, Ras, dan Agama
c. Memberikan hukuman atau sanksi terhadap sekelompok yang melakukan tindak kekerasan

BAB 3

4.1  Kesimpulan
Permasalahan SARA merupakan hal yang wajib kita hindari, dan biasanya merupakan tindakan fisik maupun non fisik yang meliputi Suku,Ras, dan Agama, karena akan berdampak pada :
1        Perpecahan bangsa.
2        Merasa tidak ada kedamaian.
3        Merasa ada diskriminasi dalam kehidupan.


 4.2 Saran
Menjaga agar tidak terjadi permasalan dalam SARA dengan cara :

1.      Memberitahukan bahwa kita ini bersodara
2.      Menanamkan sejak dini rasa kepedulian




DAFTAR PUSTAKA



Sabtu, 09 November 2019

PUISI PESONA


PUISI
PESONA

Disusun Oleh :
Muhammad Zidny Ilman Haraky
Kelas :
1 PA 09
NPM :
14519502





Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2019
PESONA
Rembulan yang indah dan menawan
Mentari pagi yang hangat serta dermawan
Selalu ada untukku di setiap keadaan
Dari Bahagia hingga datang kesedihan

Suara hewan yang melantunkan melodi indah
Yang setia menemaniku dikala gelisah
Hembusan dingin angin malam
Yang setia menemaniku dikala kesepian

Kini…
Itu semua sudah sirna
Hawa panas datang melanda
Kobaran api yang merajalela
Melahap semua yang ada

Kabut asap telah tiba
Diri ini sedang tersiksa
Alam yang kita punya
Merekapun telah tiada

Pesona alam yang selalu memanjakan mata
Mereka pergi untuk selamanya
Hutan berubah menjadi perkantoran
Sawah berubah menjadi perumahan




Apa Kabar Negeri kita tercinta?
Apa kabar pesona alam Indonesia?
Alam yang harus kita jaga
Mereka telah tiada



MAKNA
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dari Sabang hingga Merauke namun saat ini alam sudah mulai musnah karena ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Maka, jagalah alam ini supaya Indonesia tetap asri dan kekayan flora maupun faunanya tetap terjaga.






TARIAN INDANG MINANG


MAKALAH
TARIAN INDANG MINANG

Disusun Oleh :
Muhammad Zidny Ilman Haraky
Kelas :
1 PA 09
NPM :
14519502





Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2019

“KATA PENGANTAR”


Puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul TARIAN INDANG BADINDIN MINANG. Makalah ini di susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu budaya dasar.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan – kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran pembuatan makalah ini mendapat pahala serta ridho dari Allah S.W.T.Amiin.













DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
1.3  Rumusan Masalah
BAB II ISI
2.1  Proses Tarian Indang Badindin Di Minangkabau
2.2  Makna Tarian Indang Badindin Di Minangkabau
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masyarakat merupakan sekelompok individu yang secara lansung atau tidak langsung saling berhubungan sehingga merupakan sebuah satuan kehidupan yang mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dari kebudayaan yang dipunyai oleh masyarakat lain (Suparlan, 2005:1). Dalam membahas kebudayaan hampir tidak bisa dipisahkan dengan kesenian, karna kesenian merupakan salah satu dari wujud kebudayaan yang mengurat dan mengakar dalam masyarakat itu sendiri. Kesenian merupakan suatu unsur kebudayaan yang ditafsirkan menjadi suatu bentuk yang dapat diamati dan dirasakan. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan yang merupakan ungkapan kreatifitas manusia yang memiliki sebuah nilai dan makna.
Menurut Koentjaraningrat (1985:204) kesenian merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang universal yang dapat menonjolkan sifat atau ciri khas suatu daerah. Unsur universal kesenian dapat berwujud tindakan – tindakan berpola antar seniman pencipta,seniman penyelengara,penonton dan konsumen hasil kesenian. Namun kesenian juga dapat berwujud gagasan–gagasan, pikiran dan sayair yang indah.
Tarian Indang ini dulunya dibawa oleh seorang pembuka Islam yang berasal dari Aceh yaitu Abdul Kadir Jailani pada abad ke-14. Di setiap dakwahnya dalam penyiaran agama Islam, beliau selalu mendendangkan dendang-dendang syair pantun sebagai media penyiaran agama Islam. Dari Aceh Abdul Kadir Jailani menyebarkan tari Indang sampai ke Sumatera Barat khususnya di Jorong Guguk, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto, Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman yang kemudian dinamakan “Indang Guguk”. Indang Guguk menjadi kesenian asli bagi masyarakat setempat. Kesenian ini
1.2  Tujuan Penulisan
·         Memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar
·         Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca untuk mempelajari Apa itu Ilmu lebih dalam lagi
1.3  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses tari Indang Minangkabau  ?
2.      Apa makna dari tari Indang Minangkabau   ?
BAB II
ISI
2.1 Proses tari Indang di Minangkabau
            Ada beberapa proses dalam tadi Indang ini seperti :
                1. Tema dan Makna Filosofi
Tari indang memiliki makna sebagai media dakwah, tari Indang mengandung beberapa elemen pendukung yang bernapaskan budaya Islam. Tarian ini kerap disuguhkan bersamairingan shalawat Nabi atau syair-syair yang mengajarkan nilai-nilai keislaman. Tak heran bila kemudian pada masa silam tari Indang justru lebih sering ditampilkan di surau-surau.Adapun hingga saat ini, beberapa nagari di ranah Minang masih kerap menyuguhkantarian ini dalam upacara Tabuik, atau upacara peringatan wafatnya cucu Rosululloh setiaptanggal 10 Muharram.
            2. Gerakan Tari Indang
Gerakan Tari Indang Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tariSaman asal Aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari Indang cenderunglebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih biladikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa Melayu. Gerakan tariIndang Dindin Badindin diawali dengan pertemuan 2 kelompok penari yang kemudianmenyusun diri berbanjar dari kiri ke kanan. Mereka duduk bersila dan memperagakangerakan-gerakan simetris yang sangat membutuhkan kerja keras dan latihan yang cukup.Gerakan-gerakan tari Indang tersebut dapat Anda saksikan dalam video yang telah kamisematkan dari Youtube berikut ini.
            3. Iringan Tari
Tari Indang Dindin Badindin diiringi oleh 2 ragam bunyi, yaitu bunyi yang berasal dari tabuhan alat musik tradisional khas Melayu seperti rebana dan gambus,serta bunyi yang berasal dari syair yang dinyayikan oleh seorang tukang dzikir. Tukang dzikir sendiri adalah sebutan bagi seorang yang memandu tari melalui syair dan laguyang dinyanyikannya. Pada perkembangannya, alat musik yang mengiringi tari Indangkini semakin beragam. Beberapa alat musik modern seperti akordeon, piano, dan beberapa alat musik tradisional lainnya juga kerap ditemukan. Selain itu, syair lagu yangkerap dinyanyikan juga kini lebih sering hanya 1 jenis saja, yaitu lagu Dindin Badindinkarya Tiar Ramon.
            4. Setting panggung
Tari indang hanya boleh ditarikan oleh penari pria saja. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam yang tidak memperkenankan wanita mempertontonkan dirinya di khalayak umum. Namun, aturan ini kian lama semakin ditinggalkan. Buktinya dari beberapa pementasan tari indang kini kerap di temukan dengan penari wanita.
Jumlah penarinya sediri cukup beragam, tapi yang sering ditemukan tarian ini ditampilkan oleh penari bejumlah ganjil, sperti 7 orang penari, 9 orang, 11 orang atau bahkan 13 orang dengan satu atau dua orang bertindak sebagai tukang dzikir. Para penari tari indang dalam budaya minang disebut dengan istilah anak indang.
           
5.  Tata rias dan busana
Dalam perkara tat rias dan busana, tari indang tidak memiliki banyak aturan. Yang jelas, khusus untuk para penarinya wajib mengenakan pakaian adat melayu sebagai simbol dan identitas asal tarian tersebut. Ementara untuk tukang dzikir bebas untuk engenakan pakaian apapun asal sopan.
            6. Properti tari
Pada awal masa kemunculannya, tari indang wajib dilengkapi dengan indang atau rebana kecil sebagai propertinya. Namun, kini properti tersebut sering ditingglkan dan digantikan fungsinya oleh lantai punggung yang dapat menghasilkan suara ketka ditepuk.




2.2  Makna tari Indang  Di Minangkabau
Tari indang menyimpan makna yang sangat dalam soal kebesaran Islam dan Allah SWT dalam gerakan serta nyanyiannya. Unsur-unsur nada dan irama yang bersifat pujian dimasukkan ke dalam tarian ini. Secara umum, jika diikuti dari awal sampai akhir lalu dibedah, isi tarian ini adalah kisah kedatangan awal agama Islam di Minangkabau, yang banyak membentuk corak budaya di daerah ini hingga sekarang.

BAB 3

1.1  Kesimpulan
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup lama,dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga alam.
Tarian Tradisional daerah harus dilestarikan agar tidak lupa terhadap adat dan istiadat di daerah tersebut, terutama pemuda-pemudi di daerah tersebut yang akan menjalankan dan menjaga kelestarian ini.
Khususnya tari tradisional di Sumatera Barat yakni tari indang, dapat menjadi pintu gerbang bagi pelestarian tari tradisional Minangkabau. Dan kehadiran tari tari indang ini lebih populer. Sehingga tari indang inidapat dikatakan sebagai ajang pembaharuan tari tradisional.

1.2  Saran
·         Sebaiknya untuk melakukan penulisan makalah pastikan menggunakan sumber yang tepercaya.
·         Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.



DAFTAR PUSTAKA