MAKALAH
AUTOBIOGRAFI DAN MASALAH
SARA
Disusun
Oleh :
Muhammad Zidny Ilman Haraky
Kelas
:
1
PA 09
Jurusan
Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma
2019
Jejak
Hidupku
Perkenalkan
nama saya Muhammad Zidny Ilman Haraky, panggil saja Ilman atau Zidny. Saya dari
dua bersodara dan bedanya tidak jauh dari saya umur dia hanya beda satu tahun
saja. Saya lahir pada tanggal 01 bulan Mei tahun 2001 di Bogor. Saya dulu
pernah bersekolah di TK Miftahussalam, SDIT Kaifa, SMPIT Insantama, dan SMAIT
Insantama.
Saya orangnya tuh suka berimajinasi
dan bermimpi dulu aku pernah berimajinasi terbang dari Indonesia ke salah satu
benua yakni, benua Australia. Dan semenjak saat itu aku memutuskan untuk
bermimpi menginjakkan kaki di benua tersebut.
Saya pernah
berfikir apakah saya bisa mencapai mimpi saya tersebut? Lalu, aku tak sengaja
saat membaca buku tentang motivasi di sana tertulis “Jika anda bermimpi lalu
taka da usaha sama saja mimpi anda hanya ilusi, namun jika anda bermimpi lalu
usaha maka mimpi anda akan menjadi realita.”
Alhamdulillah
atas izin-Nya saya bisa menginjakkan kaki di negara New Zealand pada bulan
November 2018. Yaa tidak nyangka saja seorang anak yang hanya memiliki
imajinasi dan mimpi bisa terbang dari Indonesia ke negera tersebut. Tetapi,
perjalanan menuju kesana tak hanya bermodal mimpi, imajinasi, dan usaha saja
melainkan ada proses yang harus di jalani seperti saya harus mencari dana
sendiri ke perusahaan, presentasi di depan mereka, dan saya harus bisa
berjualan untuk mencapai mimpi saya tersebut karena pada waktu itu saya harus
mencari dana sekitar 1,2 M dan dibagi 115 orang yaa lebih kurang 15 juta per
orang dan itu harus di dapat selama 3 bulan saja. Alhamdulillah semua kerja
keras dan keringat saya itu di bayar lunas dengan cara saya menginjakkan kaki
saya di negara tersebut.
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Tujuan
Penulisan
BAB II ISI
2.1 Penyebab
Masalah Sara
2.2 Dampak
Masalah Sara
2.3 Alternatif
Penanggulangan Masalah Sara
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
SARA adalah akronim dari Suku Ras Agama dan Antar
golongan. SARA adalah pandangan ataupun tindakan yang didasari dengan pikiran
sentimen mengenai identitas diri yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan
atau kesukuan dan golongan. Yang digolongkan sebagai sebuah tindakan SARA
adalah segala macam bentuk tindakan baik itu verbal maupun nonverbal yang
didasarkan pada pandangan sentimen tentang identitas diri atau golongan.
1.2 Tujuan Penulisan
·
Memenuhi
tugas Ilmu Budaya Dasar
·
Untuk
memberi pengetahuan kepada pembaca untuk mempelajari masalah
SARA mulai dari penyebab, dampak hingga alternatif penanggulangan.
BAB
II
ISI
2.1 Penyebab Masalah Sara
Konflik sara menjadi sebuah senjata jitu
untuk memecah belah paham dan keyakinan yang selama ini diyakini. Tindakan sara
merupakan sebuah upaya untuk melecehkan satu keyakinan lain yang berbeda dengan
keyakinan yang dianut. Hal tersebut merupakan upaya untuk mengklaim bahwa
kepercayaan yang dianut merupakan kepercayaan yang paling benar. Isu sara
menjadi senjata utama untuk dapat menciptakan konflik horizontal antar umat
beragama. Sudah banyak konflik yang timbul akibat dari isu isu sara yang
beredar dimasyarakat.
1.
Pemahaman Sempit Para Penganut Paham yang Menganggap Paham yang Dianut
Paling Benar
Penyebab konflik sara yang pertama adalah karena adanya
pandangan bahwa kepercayaan yang di anut merupakan yang paling benar. Padahal
paham yang demikian merupakan paham yang harus dihindari. Memiliki paham yang
demikian akan memunculkan pemikiran yang berbahaya.
Dengan menganggap keyakinan yang dianut yang paling benar dan keyakinan lain
salah hal ini dapat menyebabkan dominasi dari penganut kepercayaan tententu.
Dominasi ini dapat memicu timbulnya diskriminasi pada kelompok penganut
kepercayaan minoritas seperti latar
belakang konflik kamboja . Bahwa setiap keyakinan yang dipilih bukan didasarkan atas
mana yang benar dan salah. Namum keyakinan yang dipilih adalah sesuatu yang
diyakini mampu merubah arah kehidupan menjadi lebih baik.
2.
Kurangnya Pemahaman Atas Kebebasan Dalam Bergama dan Beribadah
Kebebasan
dalam beragama dan beribadah merupakan hak yang melekat sebagai hak dasar
manusia. Tidak ada satu pun pihak yang bisa memaksakan kehendak atas apa yang
akan diyakini dan dipercaya sebagai agama yang akan dianut. Kurangnya pemahaman
atas kebebasan tersebut membuat isu sara dapat berkembang menjadi konflik yang
meluas. Kadangkala satu kelompok dengan keyakinan tertentu memaksa pihak lain
untuk mengikuti mereka seperti latar
belakang tragedi aleppo .
3.
Mengedepankan Paham Radikalisme
Kelompok
yang memaksakan kehendak mereka dan merendahkan agama lain merupakan kelompok
yang selayaknya harus segera di adili. Tidak jarang mereka menggunakan jalan
kekerasan agar tujuannya diakui dan diaetujui oleh mayoritas masyarakat. Dan
yang paling aneh adalah ternyata banyak orang yang bergabung dengan ideologi
primitif ini. Kelompok radikal banyak muncul di daerah dengan paham dan
pandangan sempit akan perbedaan. Bahkan beberapa petinggi negara tergabung, dan
mengikuti paham ini seperti penyebab
konflik sosial paling umum. Biasanya
kelompok radikal ini memiliki tujuan untuk mendirikan sebuah negara dengan
paham yang mereka anut.
4.
Perebutan Lahan Untuk Lokasi Tempat Ibadah
Tempat
ibadah merupakan tempat yang digunakan oleh para penganut kepercayaan untuk
melakukan peribadatan. Ibadah merupakan sebuah aktifitas untuk bisa lebih dekat
dengan sang pencipta. Ibadah juga menjadi sarana untuk bisa memanjatkan doa.
Tempat ibadah merupakan hal pokok yang harus dimiliki para penganut kepercayaan
seperti juga pengendalian
konflik sosial . Selain
sebagai tempat beribadah tempat ini juga berfungsi untuk aktifitas keagamaan
lainnya.
5.
Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Toleransi dan Keharmonisan
Toleransi
merupakan salah satu upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan antar umat
beragama. Apalagi menghadapi segala perbedaan yang ada tentu toleransi harus
diutamakan. Jika toleransi tidak dipegang sepenuhnya maka dunia tidak akan
mampu berjalan dengan harmonis. Kesadaran bahwa kita hidup
dengan segala perbedaan tentu akan membuat kita lebih bijak menyiasati setiap
perbedaan yang ada seperti dampak konflik agama .
Dengan mengedepankan toleransi maka keamanan dan perdamaian dunia akan dapat
terwujud.
6.
Perbedaan Penafsiran Terhadap Isi Kitab Suci yang Diyakini
Setiap
penganut agama pasti memiliki kitab suci sebagai pedoman hidup. Tentu saja isi
setiap kitab suci umat beragama berbeda-beda. Sehingga ketika kita menafsirkan
isi kitab suci tentu ada hal yang bisa jadi bersinggungan. Perbedaan penafsiran
ini tentu bukan merupakan hal yang harus dibesar besarkan seperti latar
belakang konflik suriah.
2.2 Dampak Masalah Sara
Ada
sebab tentu saja ada akibat yang harus dinggung. Begitu juga dengan kondisi
diatas, konflik sara akan menimbulkan dampak tidak hanya pada individu /
kelompok yang berkonflik namun juga akan berdampak pada masyarakat sekitar, dan
dampak secara tidak langsung juga akan dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Bahwa konflik sara masih sangat gampang untuk pecah. Akibat
yang disebabkan oleh terjadinya sebuah konflik cenderung tidak peenah menguntungkan.
Bahkan cenderung merugikan dan membahayakan. Berikut 7 dampak konflik sara yang
akan terjadi.
1.
Ketegangan Antara Individu atau Kelompok yang Berkonflik
Konflik sara bisanya diawali terjadi karena adanya perbedaan
pendapat dan cara pandang antara lebih dari satu penganut agama
seperti latar belakang yugoslavia . Konflik dimulai dari individu kemudian berkembang
ke kolompok yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak orang terseret
didalamnya. Akibat awal yang akan terjadi dari timbulnya konflik ini adalah
tentu ketegangan antara individu dan kelompok yang berkonflik. Jika tidak
segera diredam maka ketegangan ini akan dapat menimbulkan konflik lain yang
lebih besar lagi. Oleh karena itu, sebisa mungkin ketegangan ini harus segera
di redam dan diselesaikan.
2.
Memicu Tindak Kekerasan
Setelah timbulnya ketegangan maka secara psikologis akan
mempengaruhi jiwa seseoramg dan dapat memicu timbulnya tindak kekerasan.
Tindakan ini biasanya timbul dalam konflik antara dua kelompok yang memiliki
pemikiran radikal. Mereka tidak segan segan menggunkan tindak kekerasan agar
tujuannya mendapat pengakuan dan di benarkan. Padahal dari sini saja kita dapat
melihat bahwa tindakan ini merupakan tindakan yang salah. Kondisi yang demikian tentu harus segera diatasi oleh para
penegak hukum seperti pada tahap
penyelesaian konflik yugoslavia , jika tidak maka tindakan ini dapat semakin
meluas dan mengancam banyak jiwa.
3. Hilangnya Rasa Aman dalam Kehidupan Bermasyarakat
Sudah tentu bahwa jika terjadi
tindak kekerasan maka akan memicu tindakan kerusuhan yang lain seperti
juga penyebab perang pakistan dan india . Dengan kondisi demikian maka masyarakat
akan merasa ketakutan dan tidak aman. Keadaan ini bukan hanya berdampak pada
kelompok yang berkonflik namun, juga masyarakat sipil di sekitar akan terkena
dampaknya. Akibatnya banyak anak anak tidak akan dapat bermain dengan leluasa,
tidak bisa sekolah karena takut akan adanya penyerangan.
4.
Jatuhnya Korban Jiwa dan Kerugian Harta Benda
Kondisi keamanan yang tidak stabil, kerusuhan dan kekerasan
yang terjadi tentu saja menimbulkan korban yang berjatuhan. Entah itu korban
luka, atau bahkan hingga meninggal tidak dapat dihindari seperti pada latar
belakang konflik kamboja .
Akibatnya konflik akan semakin memanas, karena banyaknya korban yang berjatuhan
yang akan menyebabkan salah satu pihak tidak terima dan berusaha untuk
membalas. Maka, tidak perlu menunggu lama agar perang pecah. Tidak hanya korban
jiwa yang berjatuhan, harta benda juga akan tidak luput dampak konflik
5.
Mengancam Keutuhan Persatuan dan Kesatuan Dalam Kehidupan Berbangsa
Dengan kondisi yang terjadi pada poin sebelumnya, maka
kerukunan antar umat beragama akan hilang. Sehingga persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan bernegara akan runtuh. Dengan demikian maka tinggal menunggu
waktu saja. Seberapa lama negara mampu bertahan menghadapi konflik internal
yang terjadi seperti latar belakang tragedi allepo . Jika gagal menghadapi kondisi ini maka yang akan
terjadi adalah negara tersebut akan hancur dan hanya menyisakan namanya dalam
sejarah dunia.
6.
Menimbulkan Terpicunya Terjadi Konflik Lain
Sudah menjadi kodratnya, manusia akan merasakan nasib
yang sama terutama kepada saudara mereka dengan keyakinan, suku dan ras yang
sama. Kodrat inilah yang kemudian memunculkan rasa ingin membantu dan
meringankan beban mereka yang berada di zona konflik. Sebenarnya hal ini
merupakan hal yang positif dan patut mendapat apresiasi. Namun, di lain hal
kondisi ini akan memicu pertentangan lain seperti contoh
konflik antar ras .
7.
Kehancuran Sebuah Negara
Yugoslavia menjadi negara yang harus menyerah pada
konflik sara yang timbul. Kini negara tersebut hanya menyisakan sejarahnya
saja. Hal ini menjadi bukti bahwa jika pemerintah tidak segera bertindak dan
melakukan pengendalian
konflik sosial dan
menganggap konflik sara sebagai konflik yang tidak serius. Maka tentu yang akan
terjadi di Yugoslavia juga akan terjadi pada negara lain yang sedang di landa
kecamuk konflik sara. Pemerintah harus berperan secara aktif dengan mengebuk
pihak yang dapat memicu timbulnya konflik sara.
2.3 Alternatif
Penanggulangan
Dari hasil penjabaran diatas penulis memberikan alternatif dalam
menanggulangi SARA, di antara lain :
a. Memberikan penjelasan atas Kesatuan
b. Membangun rasa Kepedulian dengan seasama tanpa
membedakan Suku, Ras, dan Agama
c. Memberikan hukuman atau sanksi terhadap sekelompok yang melakukan
tindak kekerasan
BAB 3
4.1 Kesimpulan
Permasalahan SARA merupakan hal yang wajib kita hindari,
dan biasanya merupakan tindakan fisik maupun non fisik yang meliputi Suku,Ras,
dan Agama, karena akan berdampak pada :
1
Perpecahan bangsa.
2
Merasa
tidak ada kedamaian.
3
Merasa
ada diskriminasi dalam kehidupan.
4.2 Saran
Menjaga agar
tidak terjadi permasalan dalam SARA dengan cara :
1.
Memberitahukan
bahwa kita ini bersodara
2.
Menanamkan
sejak dini rasa kepedulian
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar