Sabtu, 09 November 2019

TARIAN INDANG MINANG


MAKALAH
TARIAN INDANG MINANG

Disusun Oleh :
Muhammad Zidny Ilman Haraky
Kelas :
1 PA 09
NPM :
14519502





Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2019

“KATA PENGANTAR”


Puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul TARIAN INDANG BADINDIN MINANG. Makalah ini di susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu budaya dasar.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan – kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran pembuatan makalah ini mendapat pahala serta ridho dari Allah S.W.T.Amiin.













DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
1.3  Rumusan Masalah
BAB II ISI
2.1  Proses Tarian Indang Badindin Di Minangkabau
2.2  Makna Tarian Indang Badindin Di Minangkabau
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masyarakat merupakan sekelompok individu yang secara lansung atau tidak langsung saling berhubungan sehingga merupakan sebuah satuan kehidupan yang mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dari kebudayaan yang dipunyai oleh masyarakat lain (Suparlan, 2005:1). Dalam membahas kebudayaan hampir tidak bisa dipisahkan dengan kesenian, karna kesenian merupakan salah satu dari wujud kebudayaan yang mengurat dan mengakar dalam masyarakat itu sendiri. Kesenian merupakan suatu unsur kebudayaan yang ditafsirkan menjadi suatu bentuk yang dapat diamati dan dirasakan. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan yang merupakan ungkapan kreatifitas manusia yang memiliki sebuah nilai dan makna.
Menurut Koentjaraningrat (1985:204) kesenian merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang universal yang dapat menonjolkan sifat atau ciri khas suatu daerah. Unsur universal kesenian dapat berwujud tindakan – tindakan berpola antar seniman pencipta,seniman penyelengara,penonton dan konsumen hasil kesenian. Namun kesenian juga dapat berwujud gagasan–gagasan, pikiran dan sayair yang indah.
Tarian Indang ini dulunya dibawa oleh seorang pembuka Islam yang berasal dari Aceh yaitu Abdul Kadir Jailani pada abad ke-14. Di setiap dakwahnya dalam penyiaran agama Islam, beliau selalu mendendangkan dendang-dendang syair pantun sebagai media penyiaran agama Islam. Dari Aceh Abdul Kadir Jailani menyebarkan tari Indang sampai ke Sumatera Barat khususnya di Jorong Guguk, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto, Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman yang kemudian dinamakan “Indang Guguk”. Indang Guguk menjadi kesenian asli bagi masyarakat setempat. Kesenian ini
1.2  Tujuan Penulisan
·         Memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar
·         Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca untuk mempelajari Apa itu Ilmu lebih dalam lagi
1.3  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses tari Indang Minangkabau  ?
2.      Apa makna dari tari Indang Minangkabau   ?
BAB II
ISI
2.1 Proses tari Indang di Minangkabau
            Ada beberapa proses dalam tadi Indang ini seperti :
                1. Tema dan Makna Filosofi
Tari indang memiliki makna sebagai media dakwah, tari Indang mengandung beberapa elemen pendukung yang bernapaskan budaya Islam. Tarian ini kerap disuguhkan bersamairingan shalawat Nabi atau syair-syair yang mengajarkan nilai-nilai keislaman. Tak heran bila kemudian pada masa silam tari Indang justru lebih sering ditampilkan di surau-surau.Adapun hingga saat ini, beberapa nagari di ranah Minang masih kerap menyuguhkantarian ini dalam upacara Tabuik, atau upacara peringatan wafatnya cucu Rosululloh setiaptanggal 10 Muharram.
            2. Gerakan Tari Indang
Gerakan Tari Indang Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tariSaman asal Aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari Indang cenderunglebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih biladikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa Melayu. Gerakan tariIndang Dindin Badindin diawali dengan pertemuan 2 kelompok penari yang kemudianmenyusun diri berbanjar dari kiri ke kanan. Mereka duduk bersila dan memperagakangerakan-gerakan simetris yang sangat membutuhkan kerja keras dan latihan yang cukup.Gerakan-gerakan tari Indang tersebut dapat Anda saksikan dalam video yang telah kamisematkan dari Youtube berikut ini.
            3. Iringan Tari
Tari Indang Dindin Badindin diiringi oleh 2 ragam bunyi, yaitu bunyi yang berasal dari tabuhan alat musik tradisional khas Melayu seperti rebana dan gambus,serta bunyi yang berasal dari syair yang dinyayikan oleh seorang tukang dzikir. Tukang dzikir sendiri adalah sebutan bagi seorang yang memandu tari melalui syair dan laguyang dinyanyikannya. Pada perkembangannya, alat musik yang mengiringi tari Indangkini semakin beragam. Beberapa alat musik modern seperti akordeon, piano, dan beberapa alat musik tradisional lainnya juga kerap ditemukan. Selain itu, syair lagu yangkerap dinyanyikan juga kini lebih sering hanya 1 jenis saja, yaitu lagu Dindin Badindinkarya Tiar Ramon.
            4. Setting panggung
Tari indang hanya boleh ditarikan oleh penari pria saja. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam yang tidak memperkenankan wanita mempertontonkan dirinya di khalayak umum. Namun, aturan ini kian lama semakin ditinggalkan. Buktinya dari beberapa pementasan tari indang kini kerap di temukan dengan penari wanita.
Jumlah penarinya sediri cukup beragam, tapi yang sering ditemukan tarian ini ditampilkan oleh penari bejumlah ganjil, sperti 7 orang penari, 9 orang, 11 orang atau bahkan 13 orang dengan satu atau dua orang bertindak sebagai tukang dzikir. Para penari tari indang dalam budaya minang disebut dengan istilah anak indang.
           
5.  Tata rias dan busana
Dalam perkara tat rias dan busana, tari indang tidak memiliki banyak aturan. Yang jelas, khusus untuk para penarinya wajib mengenakan pakaian adat melayu sebagai simbol dan identitas asal tarian tersebut. Ementara untuk tukang dzikir bebas untuk engenakan pakaian apapun asal sopan.
            6. Properti tari
Pada awal masa kemunculannya, tari indang wajib dilengkapi dengan indang atau rebana kecil sebagai propertinya. Namun, kini properti tersebut sering ditingglkan dan digantikan fungsinya oleh lantai punggung yang dapat menghasilkan suara ketka ditepuk.




2.2  Makna tari Indang  Di Minangkabau
Tari indang menyimpan makna yang sangat dalam soal kebesaran Islam dan Allah SWT dalam gerakan serta nyanyiannya. Unsur-unsur nada dan irama yang bersifat pujian dimasukkan ke dalam tarian ini. Secara umum, jika diikuti dari awal sampai akhir lalu dibedah, isi tarian ini adalah kisah kedatangan awal agama Islam di Minangkabau, yang banyak membentuk corak budaya di daerah ini hingga sekarang.

BAB 3

1.1  Kesimpulan
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup lama,dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga alam.
Tarian Tradisional daerah harus dilestarikan agar tidak lupa terhadap adat dan istiadat di daerah tersebut, terutama pemuda-pemudi di daerah tersebut yang akan menjalankan dan menjaga kelestarian ini.
Khususnya tari tradisional di Sumatera Barat yakni tari indang, dapat menjadi pintu gerbang bagi pelestarian tari tradisional Minangkabau. Dan kehadiran tari tari indang ini lebih populer. Sehingga tari indang inidapat dikatakan sebagai ajang pembaharuan tari tradisional.

1.2  Saran
·         Sebaiknya untuk melakukan penulisan makalah pastikan menggunakan sumber yang tepercaya.
·         Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar