Rabu, 05 Februari 2020


MAKALAH
AUTOBIOGRAFI DAN MASALAH SARA

Disusun Oleh :
Muhammad Zidny Ilman Haraky
Kelas :
1 PA 09





Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2019
Jejak Hidupku

                Perkenalkan nama saya Muhammad Zidny Ilman Haraky, panggil saja Ilman atau Zidny. Saya dari dua bersodara dan bedanya tidak jauh dari saya umur dia hanya beda satu tahun saja. Saya lahir pada tanggal 01 bulan Mei tahun 2001 di Bogor. Saya dulu pernah bersekolah di TK Miftahussalam, SDIT Kaifa, SMPIT Insantama, dan SMAIT Insantama.
            Saya orangnya tuh suka berimajinasi dan bermimpi dulu aku pernah berimajinasi terbang dari Indonesia ke salah satu benua yakni, benua Australia. Dan semenjak saat itu aku memutuskan untuk bermimpi menginjakkan kaki di benua tersebut.
Saya pernah berfikir apakah saya bisa mencapai mimpi saya tersebut? Lalu, aku tak sengaja saat membaca buku tentang motivasi di sana tertulis “Jika anda bermimpi lalu taka da usaha sama saja mimpi anda hanya ilusi, namun jika anda bermimpi lalu usaha maka mimpi anda akan menjadi realita.”
Alhamdulillah atas izin-Nya saya bisa menginjakkan kaki di negara New Zealand pada bulan November 2018. Yaa tidak nyangka saja seorang anak yang hanya memiliki imajinasi dan mimpi bisa terbang dari Indonesia ke negera tersebut. Tetapi, perjalanan menuju kesana tak hanya bermodal mimpi, imajinasi, dan usaha saja melainkan ada proses yang harus di jalani seperti saya harus mencari dana sendiri ke perusahaan, presentasi di depan mereka, dan saya harus bisa berjualan untuk mencapai mimpi saya tersebut karena pada waktu itu saya harus mencari dana sekitar 1,2 M dan dibagi 115 orang yaa lebih kurang 15 juta per orang dan itu harus di dapat selama 3 bulan saja. Alhamdulillah semua kerja keras dan keringat saya itu di bayar lunas dengan cara saya menginjakkan kaki saya di negara tersebut.
               











DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
BAB II ISI
2.1  Penyebab Masalah Sara
2.2  Dampak Masalah Sara
2.3  Alternatif Penanggulangan Masalah Sara
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
SARA adalah akronim dari Suku Ras Agama dan Antar golongan. SARA adalah pandangan ataupun tindakan yang didasari dengan pikiran sentimen mengenai identitas diri yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Yang digolongkan sebagai sebuah tindakan SARA adalah segala macam bentuk tindakan baik itu verbal maupun nonverbal yang didasarkan pada pandangan sentimen tentang identitas diri atau golongan.
1.2 Tujuan Penulisan
·         Memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar
·         Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca untuk mempelajari masalah SARA mulai dari penyebab, dampak hingga alternatif penanggulangan.


BAB II
ISI
2.1   Penyebab Masalah Sara
Konflik sara menjadi sebuah senjata jitu untuk memecah belah paham dan keyakinan yang selama ini diyakini. Tindakan sara merupakan sebuah upaya untuk melecehkan satu keyakinan lain yang berbeda dengan keyakinan yang dianut. Hal tersebut merupakan upaya untuk mengklaim bahwa kepercayaan yang dianut merupakan kepercayaan yang paling benar. Isu sara menjadi senjata utama untuk dapat menciptakan konflik horizontal antar umat beragama. Sudah banyak konflik yang timbul akibat dari isu isu sara yang beredar dimasyarakat.
1. Pemahaman  Sempit Para Penganut Paham yang Menganggap Paham yang Dianut Paling Benar
Penyebab konflik sara yang pertama adalah karena adanya pandangan bahwa kepercayaan yang di anut merupakan yang paling benar. Padahal paham yang demikian merupakan paham yang harus dihindari. Memiliki paham yang demikian akan memunculkan pemikiran yang berbahaya. Dengan menganggap keyakinan yang dianut yang paling benar dan keyakinan lain salah hal ini dapat menyebabkan dominasi dari penganut kepercayaan tententu. Dominasi ini dapat memicu timbulnya diskriminasi pada kelompok penganut kepercayaan minoritas seperti latar belakang konflik kamboja . Bahwa setiap keyakinan yang dipilih bukan didasarkan atas mana yang benar dan salah. Namum keyakinan yang dipilih adalah sesuatu yang diyakini mampu merubah arah kehidupan menjadi lebih baik.
2. Kurangnya Pemahaman Atas Kebebasan Dalam Bergama dan Beribadah
Kebebasan dalam beragama dan beribadah merupakan hak yang melekat sebagai hak dasar manusia. Tidak ada satu pun pihak yang bisa memaksakan kehendak atas apa yang akan diyakini dan dipercaya sebagai agama yang akan dianut. Kurangnya pemahaman atas kebebasan tersebut membuat isu sara dapat berkembang menjadi konflik yang meluas. Kadangkala satu kelompok dengan keyakinan tertentu memaksa pihak lain untuk mengikuti mereka seperti latar belakang tragedi aleppo . 
3. Mengedepankan Paham Radikalisme 
Kelompok yang memaksakan kehendak mereka dan merendahkan agama lain merupakan kelompok yang selayaknya harus segera di adili. Tidak jarang mereka menggunakan jalan kekerasan agar tujuannya diakui dan diaetujui oleh mayoritas masyarakat. Dan yang paling aneh adalah ternyata banyak orang yang bergabung dengan ideologi primitif ini. Kelompok radikal banyak muncul di daerah dengan paham dan pandangan sempit akan perbedaan. Bahkan beberapa petinggi negara tergabung, dan mengikuti paham ini seperti penyebab konflik sosial paling umum. Biasanya kelompok radikal ini memiliki tujuan untuk mendirikan sebuah negara dengan paham yang mereka anut.
4. Perebutan Lahan Untuk Lokasi Tempat Ibadah
Tempat ibadah merupakan tempat yang digunakan oleh para penganut kepercayaan untuk melakukan peribadatan. Ibadah merupakan sebuah aktifitas untuk bisa lebih dekat dengan sang pencipta. Ibadah juga menjadi sarana untuk bisa memanjatkan doa. Tempat ibadah merupakan hal pokok yang harus dimiliki para penganut kepercayaan seperti juga pengendalian konflik sosial . Selain sebagai tempat beribadah tempat ini juga berfungsi untuk aktifitas keagamaan lainnya.
5. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Toleransi dan Keharmonisan 
Toleransi merupakan salah satu upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Apalagi menghadapi segala perbedaan yang ada tentu toleransi harus diutamakan. Jika toleransi tidak dipegang sepenuhnya maka dunia tidak akan mampu berjalan dengan harmonis. Kesadaran bahwa kita hidup dengan segala perbedaan tentu akan membuat kita lebih bijak menyiasati setiap perbedaan yang ada seperti dampak konflik agama . Dengan mengedepankan toleransi maka keamanan dan perdamaian dunia akan dapat terwujud.
6. Perbedaan Penafsiran Terhadap Isi Kitab Suci yang Diyakini
Setiap penganut agama pasti memiliki kitab suci sebagai pedoman hidup. Tentu saja isi setiap kitab suci umat beragama berbeda-beda. Sehingga ketika kita menafsirkan isi kitab suci tentu ada hal yang bisa jadi bersinggungan. Perbedaan penafsiran ini tentu bukan merupakan hal yang harus dibesar besarkan seperti latar belakang konflik suriah.

2.2 Dampak Masalah Sara
Ada sebab tentu saja ada akibat yang harus dinggung. Begitu juga dengan kondisi diatas, konflik sara akan menimbulkan dampak tidak hanya pada individu / kelompok yang berkonflik namun juga akan berdampak pada masyarakat sekitar, dan dampak secara tidak langsung juga akan dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahwa konflik sara masih sangat gampang untuk pecah. Akibat yang disebabkan oleh terjadinya sebuah konflik cenderung tidak peenah menguntungkan. Bahkan cenderung merugikan dan membahayakan. Berikut 7 dampak konflik sara yang akan terjadi.
1. Ketegangan Antara Individu atau Kelompok yang Berkonflik
Konflik sara bisanya diawali terjadi karena adanya perbedaan pendapat dan cara pandang antara lebih dari satu penganut  agama seperti latar belakang yugoslavia . Konflik dimulai dari individu kemudian berkembang ke kolompok yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak orang terseret didalamnya. Akibat awal yang akan terjadi dari timbulnya konflik ini adalah tentu ketegangan antara individu dan kelompok yang berkonflik. Jika tidak segera diredam maka ketegangan ini akan dapat menimbulkan konflik lain yang lebih besar lagi. Oleh karena itu, sebisa mungkin ketegangan ini harus segera di redam dan diselesaikan. 
2. Memicu Tindak Kekerasan
Setelah timbulnya ketegangan maka secara psikologis akan mempengaruhi  jiwa seseoramg dan dapat memicu timbulnya tindak kekerasan. Tindakan ini biasanya timbul dalam konflik antara dua kelompok yang memiliki pemikiran radikal. Mereka tidak segan segan menggunkan tindak kekerasan agar tujuannya mendapat pengakuan dan di benarkan. Padahal dari sini saja kita dapat melihat bahwa tindakan ini merupakan tindakan yang salah. Kondisi yang demikian tentu harus segera diatasi oleh para penegak hukum seperti pada tahap penyelesaian konflik yugoslavia , jika tidak maka tindakan ini dapat semakin meluas dan mengancam banyak jiwa.
3. Hilangnya Rasa Aman dalam Kehidupan Bermasyarakat
Sudah tentu bahwa jika terjadi tindak kekerasan maka akan memicu tindakan kerusuhan yang lain seperti juga penyebab perang pakistan dan india .  Dengan kondisi demikian maka masyarakat akan merasa ketakutan dan tidak aman. Keadaan ini bukan hanya berdampak pada kelompok yang berkonflik namun, juga masyarakat sipil di sekitar akan terkena dampaknya. Akibatnya banyak anak anak tidak akan dapat bermain dengan leluasa, tidak bisa sekolah karena takut akan adanya penyerangan. 
4. Jatuhnya Korban Jiwa dan Kerugian Harta Benda
Kondisi keamanan yang tidak stabil, kerusuhan dan kekerasan yang terjadi tentu saja menimbulkan korban yang berjatuhan. Entah itu korban luka, atau bahkan hingga meninggal tidak dapat dihindari seperti pada latar belakang konflik kamboja . Akibatnya konflik akan semakin memanas, karena banyaknya korban yang berjatuhan yang akan menyebabkan salah satu pihak tidak terima dan berusaha untuk membalas. Maka, tidak perlu menunggu lama agar perang pecah. Tidak hanya korban jiwa yang berjatuhan, harta benda juga akan tidak luput dampak konflik
5. Mengancam Keutuhan Persatuan dan Kesatuan Dalam Kehidupan Berbangsa
Dengan kondisi yang terjadi pada poin sebelumnya, maka kerukunan antar umat beragama akan hilang. Sehingga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bernegara akan runtuh. Dengan demikian maka tinggal menunggu waktu saja. Seberapa lama negara mampu bertahan menghadapi konflik internal yang terjadi seperti latar belakang tragedi allepo . Jika gagal menghadapi kondisi ini maka yang akan terjadi adalah negara tersebut akan hancur dan hanya menyisakan namanya dalam sejarah dunia. 
6. Menimbulkan Terpicunya Terjadi Konflik Lain
Sudah menjadi kodratnya, manusia akan merasakan nasib yang sama terutama kepada saudara mereka dengan keyakinan, suku dan ras yang sama. Kodrat inilah yang kemudian memunculkan rasa ingin membantu dan meringankan beban mereka yang berada di zona konflik. Sebenarnya hal ini merupakan hal yang positif dan patut mendapat apresiasi. Namun, di lain hal kondisi ini akan memicu pertentangan lain seperti contoh konflik antar ras . 
7. Kehancuran Sebuah Negara
Yugoslavia menjadi negara yang harus menyerah pada konflik sara yang timbul. Kini negara tersebut hanya menyisakan sejarahnya saja. Hal ini menjadi bukti bahwa jika pemerintah tidak segera bertindak dan melakukan pengendalian konflik sosial dan menganggap konflik sara sebagai konflik yang tidak serius. Maka tentu yang akan terjadi di Yugoslavia juga akan terjadi pada negara lain yang sedang di landa kecamuk konflik sara. Pemerintah harus berperan secara aktif dengan mengebuk pihak yang dapat memicu timbulnya konflik sara.
2.3 Alternatif Penanggulangan
Dari hasil penjabaran diatas penulis memberikan alternatif dalam menanggulangi SARA, di antara lain :
a. Memberikan penjelasan atas Kesatuan
b. Membangun rasa Kepedulian dengan seasama tanpa membedakan Suku, Ras, dan Agama
c. Memberikan hukuman atau sanksi terhadap sekelompok yang melakukan tindak kekerasan

BAB 3

4.1  Kesimpulan
Permasalahan SARA merupakan hal yang wajib kita hindari, dan biasanya merupakan tindakan fisik maupun non fisik yang meliputi Suku,Ras, dan Agama, karena akan berdampak pada :
1        Perpecahan bangsa.
2        Merasa tidak ada kedamaian.
3        Merasa ada diskriminasi dalam kehidupan.


 4.2 Saran
Menjaga agar tidak terjadi permasalan dalam SARA dengan cara :

1.      Memberitahukan bahwa kita ini bersodara
2.      Menanamkan sejak dini rasa kepedulian




DAFTAR PUSTAKA